Rabu, 04 November 2015

Kembalinya Gaun Ibu Popy

Suara gemericik air terdengar ditelingaku, aku putuskan untuk membuka mata lalu berlanjak berdiri  dari tempat tidurku dan berjalan menuju sumber suara tersebut. Ku buka pintu kamarku lalu kulihat sebuah lorong yang gelap aku berjalan menelusurinya dan akhirnya aku sampai pada sebuah pintu besar. Aku memberanikan diri membuka pintu terbut. Namun aneh, yang aku lihat bukanlah ruangan di dalam rumahku,namun aku berada di sebuah ruang tamu yang sangat besar dan mewah, jendela-jendela besar dengan tirai yang terlihat mahal, dan terlihat dari balik jendela terdapat sebuah taman dengan lampu-lampu hias yang berwarna warni dan indah. Namun semuanya berubah ketika lampu dalam ruangan tersebut tiba-tiba mati mendadak. Jantungku berdetak dengan kencang, angin yang dingin tiba tiba datang dan mulai terasa menusuk sampai ke tulangku. Aku memejamkan mata serta berdoa semoga aku selalu dilindungi oleh tuhan Aku merasakan bahwa ada sesuatu menarik kakiku, aku pun terjatuh. Aku duduk sambil menahan rasa sakit saat aku terjatuh tadi. Tiba-tiba aku merasakan angin dingin mulai berhembus lagi, tubuhku gemetar, dan jantungku berdetak dengan sangat kencang, tiba-tiba ada yang menarik rambutku. Aku menoleh ke belakang namun, tidak ada siapapun di belakangku. Sesaat setelah itu, aku putuskan agar mencoba untuk berdiri, aku mencoba berjalan di tengah kegelapan ruangan yang cahaya lampunya remang-remang. Aku terus berjalan dan aku tiba di sebuah anak tangga, aku mencoba dengan keras agar bisa menaikinya.
“ bruuukkk……” tubuhku terjatuh
Sialnya aku terpeleset, dan aku merasakan sakit kepala yang luar biasa, ku lihat darah mengalir dari kepalaku, mataku perlahan terpejam, aku tak sadarkan diri.
Ku dengar samar-samar suara seseorang sedang memanggil namaku, aku sangat takut untuk membuka mata setelah mengingat kejadian yang menimpaku tadi. Suara itu terdengar mulai keras, lalu tiba-tiba tubuhku basah, aku membuka mata. Yang aku lihat adalah ibuku. Ia menyiramku dengan air dingin dan mengomel kepadaku dengan nada bicara sedikit kesal.
“sampai kapan kamu ingin tidur ? nina”
“ibu ??” jawabku setengah tidak percaya, bahwa makhluk yang ada dihadapanku adalah ibuku.
“cepat bersihkan tubuhmu, lalu bersiaplah untuk pergi menuju rumah ibu popy”, perintah ibu padaku.

Dengan malas, aku langkahkan kaki menuju kamar mandi. Setelah aku sudah berpakaian rapi, aku segera menemui ibuku yang sedang memasak makan malam di dapur.
“ibu, mengapa aku harus ke rumah ibu popy?” tanyaku
“kamu harus mengantarkan gaun milik ibu popy yang ketinggalan sebulan yang lalu, ibu tidak sempat untuk pergi kesana, jadi ibu minta tolong padamu”. Jawab ibuku padaku.
“Dimana rumah ibu popy ? tanyaku
“Jalan kemuning No. 58 A” jawab ibu padaku
Setelah sarapan, aku segera menuju garasi untuk mengambil motor untuk pergi menuju rumah ibu popy. Rumah ibu popy cukup jauh jaraknya dari rumahku, perlu waktu 2 jam untuk bisa tiba di sana.
Setibanya di rumah ibu popy, saya terkejut melihat kondisi rumah yang tak terurus, semak belukar menutupi pagar, banyak daun-daun kering di halaman, beberapa lampu hiasnya terlihat ada yang retak dan tak menyala lagi. Aku mulai menaruh curiga kalau rumah ini tak berpenghuni. Aku kembali memeriksa alamat yang diberikan ibuku padaku. Jalan kemuning No. 58 A, aku putus asa dan sedikit takut, karena alamat yang diberikan ibuku sama persis dengan alamat yang tertera dipagar rumah tak berpenghuni tersebut. Aku memberanikan diri dengan mendorong pagar rumah yang ternyata tak terkunci. Aku berjalan melewati halaman yang penuh dengaan daun-daun kering, setibanya di sebuah pintu besar yang sangat tak asing bagiku, ku ketuk namun tak ada seorangpun yang menjawab atau membukakan pintu. Aku pun berbalik arah ingin menuju pagar untuk pulang, namun perlahan pintu rumah tersebut terbuka. Terdengar suara
“masuklah, aku di dalam”
“Suaranya terdengar seperti suara wanita, apakah itu ibu popy”gumamku.
Aku memasuki rumah tersebut, namun tak kulihat seorangpun di dalamnya, aku memperhatikan seisi rumah tersebut, terasa tak asing bagiku.
“ini rumah yang kulihat dalam mimpiku” gumamku dalam hati.
“Nama saya nina, saya ingin mengantarkan Gaun ibu yang tertinggal di rumah ibu saya sebulan yang lalu” aku bicara dengan nada sedikit berteriak.
“aku di sini, kemarilah” terdengar jawaban dari arah ruang keluarga yang tak jauh jaraknya dengan ruang tamu tempatku berdiri.
Aku berjalan menuju ruang keluarga tersebut, namun tak seorangpun aku temui.
“aku disini…”terdengar suara itu lagi dari arah ruang tamu
Karena sangat takut aku akhirnya memutuskan untuk meletakkan plastik yang berisi gaun milik ibu popy di sebuah kursi di ruang keluarganya.
“saya letakkan gaun ibu di sini saja ya, saya harus pulang membantu ibu saya” ucapku pelan dengan nada ketakutan yang luar biasa.
Aku berlari secepat mungkin menuju ruang tamu, namun tak seorangpun berada di sana, aku berlari menuju pintu dimana aku masuk tadi. Setelah itu ku tutup pintu rumh tersebut. Terdengar suara misterius lagi
“terima kasih” ucapnya samar-samar terdengar di telingaku.
Aku berlari menuju pagar, dan pulang menuju rumahku dengan menaiki motor yang  ku bawa tadi, aku mengendarai motor dengan kecepatan yang tinggi. Setibanya di rumah, aku mengetuk pintu, terlihat ekspresi takut dari wajah ibuku, ia langsung menarik tanganku lalu menutup dan mengunci pintu serta bicara padaku.
“Tadi teman ibu bercerita pada ibu tentang kematian misterius ibu popy,menurut kabar ibu popy dan seluruh keluarganya di bunuh oleh rampok tepat di ruang keluarganya. dimana kamu letakkan gaunnya?”Tanya ibuku dengan gugup
“saya letakkan, di ruang keluarga bu” jawabku
“bagaimana bisa ? rumah itu sudah sebulan lamanya tak berpenghuni ?” Tanya ibuku penasaran
“entahlah, mungkin ibu popy ingin gaunnya kembali, lebih baik ini menjadi rahasia kita bu” jawabku
“baiklah, ibu tak akan membahasnya lagi, yang penting kamu selamat dan baju ibu popy sudah kembali” jawab ibuku dengan nada masih khawatir.
Aku dan ibu masih menyimpan rahasia ini sampai sekarang, kami tak pernah ingin membahas tentang ibu popy atau rumahnya yang menyeramkan tersebut ketika orang lain bercerita tentang arwah ibu popy yang gentayangan. Aku sangat bersyukur karena yang aku lihat di mimpi tersebut  tidak terjadi padaku, ketika aku berada di rumah ibu popy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar