Suara gemericik air terdengar ditelingaku, aku
putuskan untuk membuka mata lalu berlanjak berdiri dari tempat tidurku dan berjalan menuju sumber
suara tersebut. Ku buka pintu kamarku lalu kulihat sebuah lorong yang gelap aku
berjalan menelusurinya dan akhirnya aku sampai pada sebuah pintu besar. Aku
memberanikan diri membuka pintu terbut. Namun aneh, yang aku lihat bukanlah
ruangan di dalam rumahku,namun aku berada di sebuah ruang tamu yang sangat
besar dan mewah, jendela-jendela besar dengan tirai yang terlihat mahal, dan terlihat
dari balik jendela terdapat sebuah taman dengan lampu-lampu hias yang berwarna
warni dan indah. Namun semuanya berubah ketika lampu dalam ruangan tersebut
tiba-tiba mati mendadak. Jantungku berdetak dengan kencang, angin yang dingin
tiba tiba datang dan mulai terasa menusuk sampai ke tulangku. Aku memejamkan
mata serta berdoa semoga aku selalu dilindungi oleh tuhan Aku merasakan bahwa
ada sesuatu menarik kakiku, aku pun terjatuh. Aku duduk sambil menahan rasa
sakit saat aku terjatuh tadi. Tiba-tiba aku merasakan angin dingin mulai
berhembus lagi, tubuhku gemetar, dan jantungku berdetak dengan sangat kencang,
tiba-tiba ada yang menarik rambutku. Aku menoleh ke belakang namun, tidak ada
siapapun di belakangku. Sesaat setelah itu, aku putuskan agar mencoba untuk
berdiri, aku mencoba berjalan di tengah kegelapan ruangan yang cahaya lampunya
remang-remang. Aku terus berjalan dan aku tiba di sebuah anak tangga, aku
mencoba dengan keras agar bisa menaikinya.
“ bruuukkk……” tubuhku terjatuh
Sialnya aku terpeleset, dan aku merasakan sakit
kepala yang luar biasa, ku lihat darah mengalir dari kepalaku, mataku perlahan
terpejam, aku tak sadarkan diri.
Ku dengar samar-samar suara seseorang sedang memanggil
namaku, aku sangat takut untuk membuka mata setelah mengingat kejadian yang
menimpaku tadi. Suara itu terdengar mulai keras, lalu tiba-tiba tubuhku basah,
aku membuka mata. Yang aku lihat adalah ibuku. Ia menyiramku dengan air dingin
dan mengomel kepadaku dengan nada bicara sedikit kesal.
“sampai kapan kamu ingin tidur ? nina”
“ibu ??” jawabku setengah tidak percaya, bahwa makhluk
yang ada dihadapanku adalah ibuku.
“cepat bersihkan tubuhmu, lalu bersiaplah untuk pergi
menuju rumah ibu popy”, perintah ibu padaku.
Dengan malas, aku langkahkan kaki menuju kamar mandi.
Setelah aku sudah berpakaian rapi, aku segera menemui ibuku yang sedang memasak
makan malam di dapur.
“ibu, mengapa aku harus ke rumah ibu popy?” tanyaku
“kamu harus mengantarkan gaun milik ibu popy yang
ketinggalan sebulan yang lalu, ibu tidak sempat untuk pergi kesana, jadi ibu
minta tolong padamu”. Jawab ibuku padaku.
“Dimana rumah ibu popy ? tanyaku
“Jalan kemuning No. 58 A” jawab ibu padaku
Setelah sarapan, aku segera menuju garasi untuk
mengambil motor untuk pergi menuju rumah ibu popy. Rumah ibu popy cukup jauh
jaraknya dari rumahku, perlu waktu 2 jam untuk bisa tiba di sana.
Setibanya di rumah ibu popy, saya terkejut melihat
kondisi rumah yang tak terurus, semak belukar menutupi pagar, banyak daun-daun
kering di halaman, beberapa lampu hiasnya terlihat ada yang retak dan tak
menyala lagi. Aku mulai menaruh curiga kalau rumah ini tak berpenghuni. Aku
kembali memeriksa alamat yang diberikan ibuku padaku. Jalan kemuning No. 58 A,
aku putus asa dan sedikit takut, karena alamat yang diberikan ibuku sama persis
dengan alamat yang tertera dipagar rumah tak berpenghuni tersebut. Aku memberanikan
diri dengan mendorong pagar rumah yang ternyata tak terkunci. Aku berjalan
melewati halaman yang penuh dengaan daun-daun kering, setibanya di sebuah pintu
besar yang sangat tak asing bagiku, ku ketuk namun tak ada seorangpun yang
menjawab atau membukakan pintu. Aku pun berbalik arah ingin menuju pagar untuk
pulang, namun perlahan pintu rumah tersebut terbuka. Terdengar suara
“masuklah, aku di dalam”
“Suaranya terdengar seperti suara wanita, apakah itu
ibu popy”gumamku.
Aku memasuki rumah tersebut, namun tak kulihat
seorangpun di dalamnya, aku memperhatikan seisi rumah tersebut, terasa tak
asing bagiku.
“ini rumah yang kulihat dalam mimpiku” gumamku dalam
hati.
“Nama saya nina, saya ingin mengantarkan Gaun ibu yang
tertinggal di rumah ibu saya sebulan yang lalu” aku bicara dengan nada sedikit berteriak.
“aku di sini, kemarilah” terdengar jawaban dari arah
ruang keluarga yang tak jauh jaraknya dengan ruang tamu tempatku berdiri.
Aku berjalan menuju ruang keluarga tersebut, namun tak
seorangpun aku temui.
“aku disini…”terdengar suara itu lagi dari arah ruang
tamu
Karena sangat takut aku akhirnya memutuskan untuk
meletakkan plastik yang berisi gaun milik ibu popy di sebuah kursi di ruang
keluarganya.
“saya letakkan gaun ibu di sini saja ya, saya harus
pulang membantu ibu saya” ucapku pelan dengan nada ketakutan yang luar biasa.
Aku berlari secepat mungkin menuju ruang tamu, namun
tak seorangpun berada di sana, aku berlari menuju pintu dimana aku masuk tadi.
Setelah itu ku tutup pintu rumh tersebut. Terdengar suara misterius lagi
“terima kasih” ucapnya samar-samar terdengar di
telingaku.
Aku berlari menuju pagar, dan pulang menuju rumahku dengan
menaiki motor yang ku bawa tadi, aku
mengendarai motor dengan kecepatan yang tinggi. Setibanya di rumah, aku
mengetuk pintu, terlihat ekspresi takut dari wajah ibuku, ia langsung menarik
tanganku lalu menutup dan mengunci pintu serta bicara padaku.
“Tadi teman ibu bercerita pada ibu tentang kematian
misterius ibu popy,menurut kabar ibu popy dan seluruh keluarganya di bunuh oleh
rampok tepat di ruang keluarganya. dimana kamu letakkan gaunnya?”Tanya ibuku
dengan gugup
“saya letakkan, di ruang keluarga bu” jawabku
“bagaimana bisa ? rumah itu sudah sebulan lamanya tak
berpenghuni ?” Tanya ibuku penasaran
“entahlah, mungkin ibu popy ingin gaunnya kembali, lebih
baik ini menjadi rahasia kita bu” jawabku
“baiklah, ibu tak akan membahasnya lagi, yang penting
kamu selamat dan baju ibu popy sudah kembali” jawab ibuku dengan nada masih
khawatir.
Aku dan ibu masih menyimpan rahasia ini sampai
sekarang, kami tak pernah ingin membahas tentang ibu popy atau rumahnya yang
menyeramkan tersebut ketika orang lain bercerita tentang arwah ibu popy yang
gentayangan. Aku sangat bersyukur karena yang aku lihat di mimpi tersebut tidak terjadi padaku, ketika aku berada di
rumah ibu popy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar